Pendekatan Biologis-Genetis Kepribadian
A.
DEFENISI
KEPRIBADIAN
Aspek-aspek perilaku yang menjadi ciri
khas individu yang dipengaruhi oleh struktur-sturuktur jasmani manusia dan
tidak mudah berubah oleh pengaruh dari lingkungan sosial. Tingkah laku manusia
pada dasarnya dikendalikan oleh sistem otak dan sistem saraf.Pendekatan ini
mencoba menghubungkan dan menjelaskan perilaku yang terlihat dan yang dapat
diamati di dalam tubuh serta menentukan proses biologis yang mendasari perilaku
dan proses mental. Misalnya, rasa takut dan marah, pada manusia dan hewan dapat
dirangsang dengan aliran listrik lemah di daerah tertentu. Pendekatan ini juga
memandang kepribadian manusia dapat diturunkan ditentukan dari faktor-faktor keturunan. B.
STATIC
PERSONALITY
Sesuai
dengan Sheldon (1942), Static Psychology merupakan
sifat keseimbangan antara komponen dari bentuk manusia dan strukturnya atau
yang disebut juga morfologi. Mendasari
dari struktur yang bisa diamati atau fisik dari manusia, sheldon membuat suatu
hipotesis mengenai struktur biologis yang disebut juga dengan morphogenotype. Genotype merupakan
konstitusi genetik dari seseorang, yang dibedakan dari Phenotype yang merupakan sifat yang terlihat dari suatu organisme
yang dihasilkan karena adanya interaksi antara genotype dan lingkungan, jadi
morphogenotype berbeda dengan struktur tubuh yang terlihat. Secara singkat,
phenotype merupakan sesuatu yang bisa
kita lihat, sedangkan morphogenotype bukan
hanya menentukan perkembangan fisik tetapi juga pembentukan perilaku.
Bagaimana
cara kita menguji morphogenotype?
Kita tidak bisa mengujinya secara langsung seperti kita menguji phenotype yang bisa disentuh, dilihat
dan diukur. Oleh karena itu Sheldon mengajukan Somatotype atau Body Type.
Somatotype cenderung bergantung pada pengukuran tubuh yang sebenarnya atau phenotype tapi hal tersebut diupayakan
untuk mendapatkan pola kausal dari morphogenotype
dengan mencoba untuk menyimpulkan
dominasi diantara semua karakteristik fisik manusia. Somatotype (Somatotype Performance Test)merupakan usaha untuk
mengukur morphogenotypemelalui
pengukuran phenotipe. Pengukuran
struktur tubuh tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan biological identification tag, bahwa faktor genetis dan biologis
berperan dalam perkembangan individu dan faktor-faktor itu dapat dikenali
melalui sejumlah pengukuran struktur tubuh. Pengukuran itu mengenai: kepala, leher, dada, lengan,
panggul, perut, kaki. Jadi somatotipe itu merupakan kompromis antara
morphogenotipe dan phenotipe.
Dari hasil pengukuran
tersebut ada 3 komponen atau dimensi utama
jasmani :1). Endomorphy
Ciri-cirinya :
Alat-alat atau organ-oragn internal dan
seluruh sistem digestif yang berasal dari endoderm sangat berperan. Kadar lemak
yang tinggi, pinggang lebar, struktur tulang besar.
Secara fisik tampak lembut dan gemuk.
2). Mesomorphy
Ciri-cirinya :
Bagian tubuh yang berasal dari mesoderm
lebih berkembang ( otot, pembuluh darah, jantung). Kadar lemak sedang, badan
padat dan tulang sedang.
Secara fisik tampak kokoh, keras, otot
menonjol, tahan sakit, banyak ditemukan olahragawan, tentara atau penjelajah.
3). Ectomorph
Ciri-cirinya :Organ-organ ectoderm lebihberkembangsepertikulitdansistemsyaraf.
Kurus, kadar lemak rendah, badan kecil, dan tungkai panjang dan tipis.
Secarafisikterlihat
:jangkung, dadakecildanpipih, lemah, otottidakterlihat. Istilahdiatasdihubungkandengan 3 lapisanpadapembentukan fetus
manusiayaitu endoderm, mesoderm, ectoderm.Dominasidarialat-alat
yang berasaldarilapisantertentuakanmenentukandominasidarikomponentertentu.Somatotipe individu itu menggambarkan keadaan tubuhnya
dengan angka tiga deret..Sheldon mengatakan bahwa apabila orang mau benar-benar
memperoleh perkiraan yang sebaik-baiknya tentang morphogenotipe secara ideal,
dia tidak cukup hanya menyelidiki individu itu sepanjang sejarah hidupnya,
melainkan juga nenek moyang dan keturunannya Sheldon juga mengemukakan bahwa terdapat
3 komponen atau dimensi kedua jasmani yaitu :a. Displasia
Istilah
itu dipakai oleh Sheldon untuk menunjukkan setiap ketidaklengkapan campuran
ketiga komponen primer itu pada berbagai daerah daripada tubuh. Banyak
displasia berhubungan dengan ectomorphy, dan lebih banyak pada wanita daripada
pada laki-laki.b.
Gynandromorphy
Komponen
ini menunjukkan sejauh manakah jasmani memiliki sifat-sifat yang biasanya
terdapat pada jenis kelamin lawannya. Jadi individu laki-laki yag mempunyai
komponen ”g” tinggi akan memiliki tubuh yang lembut, panggul besar, dan
sifat-sifat wanita yang lain.c.
Texture
(tampang)
Adapun
yang dimaksud dengan tampang (texture) oleh Sheldon ialah bagaimana individu
itu nampaknya keluar
C.
PERSONALITY
DYNAMIC
Ketika struktur, aspek
statis dari kepribadian, telah berfungsi diman seseorang “bangkit dan
berpindah-pindah” keinginan untuk mengekspresikan
dan motivasi dan berinteraksi dengan orang lain menjadi sebuah dinamika buat
organisme. Perilaku yang organisme tampilkan tersbut merefleksikan apa yang
dijelaskan oleh Sheldon mengenai Temperament
atau level kepribadian yang berada
diatas psychological function dan
dibawah sikap dan keyakinan. Sheldon merasa bahwa dua aspek tersebut baik fisik
maupun temperamen berhubungan satu sama lain dengan cara yang sangat penting.
Dimensi
Temperamen :-
Viscerotonia
Berhubungan dengan fungsi anatomi
alat-alat visceral/digestif. Alat pencernaan tipe ini realtif besar dan
panjang.
Sifat temperament :Santai, suka hiburan, gemar makan,
butuh afeksi, tidur nyenyak, bila menghadapi kesulitan membutuhkan orang lain.
Mereka relax dengan masalah postur tubuh, bereaksi lambat, mereka cenderung
tenang dalam keadaan marah, mereka sangat supel, dan toleransi terhadap orang
lain dan pada umumnya gampang berinteraksi dengan orang lain.
-
Somatotonia
Sifatnya berhubungan dengan
dominasi dari anatomi struktur somatis. Tipe ini suka akan ekspresi
muskukar.
Sikapnya gagah, energetik,
kebutuhan bergerak besar, suka berterus terang, suara lantang, bila menghadapai
kesulitan butuh melakukan gerakan-gerakan. Suka dengan petualangan fisik dan
mengambil resiko dan memiliki kebutuhan yang kuat akan vigorous. Cenderung agresif, kurang sensitif terhadap orang lain,
dan berisik.
-
Cerebrotonia
Ciri-cirinya :Ragu, kurang berani bergaul dengan
banyak orang, terhambat dalam berbicara didepan orang banyak, tanggap, hidup
teratur sukar tidur, bila menghadapi kesulitan butuh mengasingkan diri.
D.
Hubungan
Antara Fisik Dengan Temperament
Fisik dan temperamen
berhubungan karen seseorang dengan bentuk tertentu cenderung untuk diterima
dengan perilaku tertentu dan tidak diterima (punished) oleh orang lain karena
steorotipe budaya mengharapkan seseorang dengan bentuk tertentu untuk berprilaku dengan cara tertentu.
-
Endomorphy = Viscerotonia-
Mesomorphy = Somatotonia-
Ectomorphy = Cerebrotonia E.
Behavioral
Genetics
Behavioral
genetics adalah studi tentang kontribusi genetika terhadap perilaku. Para ahli
genetika behavioral menggunakan beragam teknik untuk memperkirakan seberapa
jauh pengaruh faktor genetik terhadap variasi dalam karateristik psikologi.
Sebagaimana yang akan kita saksikan, metode behavioral genetic juga dapat, dan
telah, memberikan bukti efek lingkungan terhadap kepribadian. Ada tiga metode
riset utama Behavioral genetic yaitu studi selective breeding, studi anak
kembar, dan studi adopsi.A. Selective Breeding Studies
Dalam
studi selective breeding, binatang dengan sifat yang ingin diuji dipilih dan
dikawinkan. Selective breeding bukan hanya teknik riset, teknik ini digunakan
seperti dalam membiakan kuda balap atau membiakkan anjing dengan karateristik
yang diinginkan.Setelah menciptakan keturunan binatang yang berbeda melalui
selective breeding, seseorang tidak hanya dapat mempelajari kecenderungan
perilaku yang umum. Dimungkinkan untuk menjadikan keturunan yang berbeda
sebagai subjek pengalaman perkembangan terkontrol secara eksperimen. Dengan
demikian, para peneliti dapat mengurutkan efek perbedaan genetik dan perbedaan
lingkungan pada perilaku menyalak atau ketakutan dapat dipelajari dengan
menempatkan keturunan anjing yang berbeda secara genetik ke kondisi lingkungan
tempat dibesarkan yang berbeda (scott & Fuller, 1965).Riset selective
breeding telah meningkatkan pengetahuan kita tentang bagaimana gen memberikan
kontribusi kepada masalah yang sering kali kita salahkan kepada individu saja.
Perhatikan penelitian tentang alkhoholisme (Ponomarev & Crabbe, 1999).
Penelitian mengilustrasikan bahwa gen memainkan peran dalam responsivitas
terhadap alcohol, kecanduan, dan pertobatan. Gen juga memberikan konstribusi
kepada pemahaman fakta bahwa faktor genetik menyebabkan beberapa individu
sangat rentan terkena persoalan yang berkaitan dengan alcohol ( Hamer &
Copeland,, 1998 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar