Sabtu, 19 April 2014

Observasi Sekolah

Kamis, 27 Maret 2014 , 09.54 WIB
Pada hari kamis, kami mempersiapkan almamater dan KTM. Kami berencana untuk mengecek lokasi sekolah dan meminta izin pada sekolah tersebut. Awalnya kami optimis dengan sekolah tersebut karena sekolah ini salah satu sekolah yang sudah mempunyai nama. Kami berencana untuk mengobservasi sekolah tingkat dasar. Sesudah sampainya disana, kami dengan tidak mudah menerima izin dari pihak sekolah tersebut, dan akhirnya kami memilih untuk mencari sekolah lain. Dan setelah 2 sekolah ditolak akhirnya kami diterima untuk observasi di satu sekolah negeri. Gurunya sangat antusias dengan kedatangan kami. Kami pun membuat janji dengan pihak sekolah untuk kembali di esok harinya untuk mengobservasi cara pembelajaran disekolah tersebut. Dan inilah hasil observasi kami  :
Jum’at, 28 Maret . 08.00 WIB
Biodata sekolah
Nama Sekolah                           : SD. No. 060922
Alamat                                      : Jl. Kemuning, Tj. Rejo
Didirikan Tahun                         : 1973
Biaya Pendidikan                       : Gratis
Setting lokasi sekolah
SDN 060922 memiliki 12 ruangan kelas, sekolah ini memiliki toilet dengan keadaan air pet, dan memiliki kantor guru yang bergabung dengan perpustakaan kecil, memilki lapangan upacara.
Setting ruangan kelas observasi
Kami mengobservasi pembelajaran anak kelas 2 SD. Dikelas tersebut ada 21 siswa, yang terdiri dari 9 murid laki-laki, dan 12 murid perempuan. Kondisi perlengkapan di dalam kelas 2 SD yaitu adanya papan tulis (Kapur), Jam, foto Presiden & wakilnya, lemari kayu, peta Indonesia, poster nama-nama (buah,sayuran,alphabet,pancasila,undang-undang,dan hasil gambar siswa), kondisi lantai baik (sudah berkeramik), dan dinding kelas yang kotor karena coret-coretan, terdapat 16 meja dan 33 kursi.
Observasi pengajaran selama kelas berlangsung
Hasil Observasi guru dan siswa   :
Guru hanya fokus pada siswa yang duduk didepan, dan siswa yang didepan sangat aktif, tapi karena gurunya tidak menguasai sekeliling ruangan kelas, siswa yang duduk dibelakang sangat pasif, sehingga siswa tersebut kurang dapat perhatian dari gurunya. Lebih sering memberikan pertanyaan terhadap keseluruhan siswa. Guru  lebih sering menggunakan tipe pembelajaran berbentuk cerita seperti narasi yang berkaitan sehari-hari, sehingga komunikatif dalam membangun hubungan antara guru dan murid. Murid besikap positif terhadap apa yang dijelaskan oleh guru. Misalnya, menjawab setiap pertanyaan dari guru dengan aktif. Murid semangat menjawab pertanyaan saat diberi tahu akan diberikan reward atau hadiah.
Kritik dan saran dalam observasi yang kami amati :
Posisi duduk setiap murid diubah setiap minggu, sehingga murid dapat aktif.Kebersihan kelas dijaga, agar proses belajar-mengajar berjalan dengan nyaman.Selain memberikan tugas, guru seharusnya memberikan pelajaran berbentuk permainan agar siswa tidak jenuh dan pelajaran pun lebih bervariatif.Siswa yang duduk di belakang harus lebih sering dipantau dengan memberikan perhatian yang sama dibanding dengan siswa yang duduk didepan.
Analisis singkat dengan teori belajar
Teori Piaget 
                Proses kognitif : Anak usia 6 tahun sudah mulai mengetahui bahwa 5 mainan kecil, dapat disimpan didalam kotak yang kecil berukuran sama. Berarti ia sudah memanfaatkan skema angka/jumlah. Skema adalah konsep atau kerangka yang eksis didalam pikiran individu yang dipakai untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi. Piaget mengatakan bahwa ada dua proses yang bertanggung jawab atas cara anak menggunakan dan mengadaptasi skema mereka yaitu asimilasi dan akomodasi. Piaget mengatakan bahwa ada dua proses yang bertanggung jawab atas cara anak menggunakan dan mengadaptasi skema mereka. Asmiliasi adalah suatu proses mental yang terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru kedalam pengetahuan yang sudah ada. Anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam skema. Akomodasi adalah suatu proses mental yang terjadi ketika anak menyesuaikan diri dengan informasi baru. Anak menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya. Contohnya, Adi yang berumur 7 tahun yang diberikan sebuah krayon dan sebuah buku gambar untuk mewarnai gambar apel. Adi belum pernah menggunakan krayon untuk mewarnai, tetapi dengan mengamati cara gurunya menggunakan krayon tersebut, maka Adi dapat mengerti bahwa krayon gunanya untuk memberi warna pada gambar apel tersebut, dan cara penggunaannya dengan mencoret gambar apel tersebut. Setelah mengetahui hal ini Adi akan memasukkan pengetahuan ini ke dalam skema yang sudah dimilikinya (asimilasi). Tetapi Adi menggunakan krayon dan mewarnai gambar tersebut sangatlah tidak rapi, coretannya membuat gambar apel tidak seperti gambar apel, maka dari itu Adi harus sangat hati-hati dengan menggunakan krayon dalam mewarnai apel tersebut. Penyesuaian ini mencerminkan kemapuannya untuk mengubah sedikit pemahamannya tentang dunia (akomodasi).
Menerapkan Teori Piaget untuk Pendidikan Anak
Gunakan pendekatan konstruktivis. Piaget menekankan bahwa anak-anak akan belajar dengan lebih baik jika mereka aktif dan mencari solusi sendiri. Piaget menentang metode yang memperlakukan anak sebagai penerima pasif. Implikasi pendidikan dari pandangan Piaget adalah bahwa untuk semua mata pelajaran, murid lebih baik diajari untuk membuat penemuan, dan memikirkannya, bukan diajari menyalin apa-apa saja yang dikatakan oleh guru.
Fasilitasi mereka untuk belajar. Guru yang efektif harus merancang situasi yang membuat murid belajar dengan bertindak. Situasi seperti ini akan meningkatkan pemikiran dan penemuan murid. Jadikan ruang kelas menjadi ruang eksplorasi dan penemuan.
Perkembangan Kognitif
Pendekatan Piaget : Anak Operasional Konkret
Operasional konkret adalah tahapan ketiga dari perkembangan kognitif Piaget (rata-rata dari usia 7 hingga 12 tahun), dimana anak-anak berkembang dalam hal logika, tapi bukan tentang pemikiran yang abstrak. Menurut Piaget, pada sekitar usia 7 tahun, anak-anak memasuki tahap operasional konkret, dimana mereka bisa menggunakan berbagai operasional mental, seperti penalaran, memecahkan masalah-masalah konkret (nyata), seperti dimana harus mencari pensil yang hilang. Anak-anak pada usia ini sudah dapat berpikir dengan logis karena mereka tidak terlalu egosentris dari sebelumnya dan dapat mempertimbangkan banyak aspek dari situasi. Namun, pemikiran mereka masih terbatas pada situasi-situasi nyata saat ini dan sekarang.
Hasil dari observasi anak-anak usia 7-8 tahun, mereka sudah pandai dalam mengelompokan hal-hal yang nyata, contohnya anak kelas 2 SD sudah dapat memilah objek menjadi kelompok-kelompok, seperti bentuk, warna, atau keduanya. Mereka mengetahui bahwa mangga memiliki anggota yang lebih sedikit dibandingkan kelas dimana ia menjadi bagiannya seperti buah.
Adanya seriasi,penyimpulan transitif dan inklusi. Seriasi adalah kemampuan mengurutkan item sepanjang dimensi-dimensi. Penyimpulan transitif adalah pemahaman hubungan antara dua objek dengan mengetahui hubungan keduanya dengan objek ketiga. Inklusi kelas adalah pemahaman keseluruhan dan bagian-bagiannya.
Inilah hasil observasi kami dalam jenjang pendidikan sekolah dasar.










Pendekatan Biologis-Genetis Kepribadian

A.    DEFENISI KEPRIBADIAN
Aspek-aspek perilaku yang menjadi ciri khas individu yang dipengaruhi oleh struktur-sturuktur jasmani manusia dan tidak mudah berubah oleh pengaruh dari lingkungan sosial. Tingkah laku manusia pada dasarnya dikendalikan oleh sistem otak dan sistem saraf.Pendekatan ini mencoba menghubungkan dan menjelaskan perilaku yang terlihat dan yang dapat diamati di dalam tubuh serta menentukan proses biologis yang mendasari perilaku dan proses mental. Misalnya, rasa takut dan marah, pada manusia dan hewan dapat dirangsang dengan aliran listrik lemah di daerah tertentu. Pendekatan ini juga memandang kepribadian manusia dapat diturunkan ditentukan dari faktor-faktor keturunan. B.     STATIC PERSONALITY
Sesuai dengan Sheldon (1942), Static Psychology merupakan sifat keseimbangan antara komponen dari bentuk manusia dan strukturnya atau yang disebut juga morfologi.  Mendasari dari struktur yang bisa diamati atau fisik dari manusia, sheldon membuat suatu hipotesis mengenai struktur biologis yang disebut juga dengan morphogenotype. Genotype merupakan konstitusi genetik dari seseorang, yang dibedakan dari Phenotype yang merupakan sifat yang terlihat dari suatu organisme yang dihasilkan karena adanya interaksi antara genotype dan lingkungan, jadi morphogenotype berbeda dengan struktur tubuh yang terlihat. Secara singkat, phenotype merupakan sesuatu yang bisa kita lihat, sedangkan morphogenotype bukan hanya menentukan perkembangan fisik tetapi juga pembentukan perilaku.
Bagaimana cara kita menguji morphogenotype? Kita tidak bisa mengujinya secara langsung seperti kita menguji phenotype yang bisa disentuh, dilihat dan diukur. Oleh karena itu Sheldon mengajukan Somatotype atau Body Type. Somatotype cenderung bergantung pada pengukuran tubuh yang sebenarnya atau phenotype tapi hal tersebut diupayakan untuk mendapatkan pola kausal dari morphogenotype  dengan mencoba untuk menyimpulkan dominasi diantara semua karakteristik fisik manusia. Somatotype (Somatotype Performance Test)merupakan usaha untuk mengukur morphogenotypemelalui pengukuran phenotipe. Pengukuran struktur tubuh tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan biological identification tag, bahwa faktor genetis dan biologis berperan dalam perkembangan individu dan faktor-faktor itu dapat dikenali melalui sejumlah pengukuran struktur tubuh. Pengukuran itu mengenai: kepala, leher, dada, lengan, panggul, perut, kaki. Jadi somatotipe itu merupakan kompromis antara morphogenotipe dan phenotipe.   
Dari hasil pengukuran tersebut ada 3 komponen atau dimensi utama  jasmani :1).    Endomorphy
Ciri-cirinya :    
Alat-alat atau organ-oragn internal dan seluruh sistem digestif yang berasal dari endoderm sangat berperan. Kadar lemak yang tinggi, pinggang lebar, struktur tulang besar.
Secara fisik tampak lembut dan gemuk.
                             
2).  Mesomorphy
Ciri-cirinya :                                 
Bagian tubuh yang berasal dari mesoderm lebih berkembang ( otot, pembuluh darah, jantung). Kadar lemak sedang, badan padat dan tulang sedang.
Secara fisik tampak kokoh, keras, otot menonjol, tahan sakit, banyak ditemukan olahragawan, tentara atau penjelajah.
 3).  Ectomorph
Ciri-cirinya :Organ-organ ectoderm lebihberkembangsepertikulitdansistemsyaraf. Kurus, kadar lemak rendah, badan kecil, dan tungkai panjang dan tipis.
Secarafisikterlihat :jangkung, dadakecildanpipih, lemah, otottidakterlihat. Istilahdiatasdihubungkandengan 3 lapisanpadapembentukan fetus manusiayaitu endoderm, mesoderm, ectoderm.Dominasidarialat-alat yang berasaldarilapisantertentuakanmenentukandominasidarikomponentertentu.Somatotipe individu itu menggambarkan keadaan tubuhnya dengan angka tiga deret..Sheldon mengatakan bahwa apabila orang mau benar-benar memperoleh perkiraan yang sebaik-baiknya tentang morphogenotipe secara ideal, dia tidak cukup hanya menyelidiki individu itu sepanjang sejarah hidupnya, melainkan juga nenek moyang dan keturunannya   Sheldon juga mengemukakan bahwa terdapat 3 komponen atau dimensi kedua jasmani yaitu :a.       Displasia
Istilah itu dipakai oleh Sheldon untuk menunjukkan setiap ketidaklengkapan campuran ketiga komponen primer itu pada berbagai daerah daripada tubuh. Banyak displasia berhubungan dengan ectomorphy, dan lebih banyak pada wanita daripada pada laki-laki.b.      Gynandromorphy
Komponen ini menunjukkan sejauh manakah jasmani memiliki sifat-sifat yang biasanya terdapat pada jenis kelamin lawannya. Jadi individu laki-laki yag mempunyai komponen ”g” tinggi akan memiliki tubuh yang lembut, panggul besar, dan sifat-sifat wanita yang lain.c.       Texture (tampang)
Adapun yang dimaksud dengan tampang (texture) oleh Sheldon ialah bagaimana individu itu nampaknya keluar
 C.    PERSONALITY DYNAMIC
Ketika struktur, aspek statis dari kepribadian, telah berfungsi diman seseorang “bangkit dan berpindah-pindah”  keinginan untuk mengekspresikan dan motivasi dan berinteraksi dengan orang lain menjadi sebuah dinamika buat organisme. Perilaku yang organisme tampilkan tersbut merefleksikan apa yang dijelaskan oleh Sheldon mengenai Temperament  atau level kepribadian yang berada diatas psychological function dan dibawah sikap dan keyakinan. Sheldon merasa bahwa dua aspek tersebut baik fisik maupun temperamen berhubungan satu sama lain dengan cara yang sangat penting.
 Dimensi Temperamen :-          Viscerotonia
Berhubungan dengan fungsi anatomi alat-alat visceral/digestif. Alat pencernaan tipe ini realtif besar dan panjang.
Sifat temperament :Santai, suka hiburan, gemar makan, butuh afeksi, tidur nyenyak, bila menghadapi kesulitan membutuhkan orang lain. Mereka relax dengan masalah postur tubuh, bereaksi lambat, mereka cenderung tenang dalam keadaan marah, mereka sangat supel, dan toleransi terhadap orang lain dan pada umumnya gampang berinteraksi dengan orang lain.        
 -          Somatotonia
Sifatnya berhubungan dengan dominasi dari anatomi struktur somatis. Tipe ini suka akan ekspresi muskukar.
Sikapnya gagah, energetik, kebutuhan bergerak besar, suka berterus terang, suara lantang, bila menghadapai kesulitan butuh melakukan gerakan-gerakan. Suka dengan petualangan fisik dan mengambil resiko dan memiliki kebutuhan yang kuat akan vigorous. Cenderung agresif, kurang sensitif terhadap orang lain, dan berisik.
-          Cerebrotonia
Ciri-cirinya :Ragu, kurang berani bergaul dengan banyak orang, terhambat dalam berbicara didepan orang banyak, tanggap, hidup teratur sukar tidur, bila menghadapi kesulitan butuh mengasingkan diri.
 D.    Hubungan Antara Fisik Dengan Temperament
Fisik dan temperamen berhubungan karen seseorang dengan bentuk tertentu cenderung untuk diterima dengan perilaku tertentu dan tidak diterima (punished) oleh orang lain karena steorotipe budaya mengharapkan seseorang dengan bentuk tertentu  untuk berprilaku dengan cara tertentu.
 -          Endomorphy   = Viscerotonia-          Mesomorphy   = Somatotonia-          Ectomorphy    = Cerebrotonia  E.     Behavioral Genetics
Behavioral genetics adalah studi tentang kontribusi genetika terhadap perilaku. Para ahli genetika behavioral menggunakan beragam teknik untuk memperkirakan seberapa jauh pengaruh faktor genetik terhadap variasi dalam karateristik psikologi. Sebagaimana yang akan kita saksikan, metode behavioral genetic juga dapat, dan telah, memberikan bukti efek lingkungan terhadap kepribadian. Ada tiga metode riset utama Behavioral genetic yaitu studi selective breeding, studi anak kembar, dan studi adopsi.A.     Selective Breeding Studies
Dalam studi selective breeding, binatang dengan sifat yang ingin diuji dipilih dan dikawinkan. Selective breeding bukan hanya teknik riset, teknik ini digunakan seperti dalam membiakan kuda balap atau membiakkan anjing dengan karateristik yang diinginkan.Setelah menciptakan keturunan binatang yang berbeda melalui selective breeding, seseorang tidak hanya dapat mempelajari kecenderungan perilaku yang umum. Dimungkinkan untuk menjadikan keturunan yang berbeda sebagai subjek pengalaman perkembangan terkontrol secara eksperimen. Dengan demikian, para peneliti dapat mengurutkan efek perbedaan genetik dan perbedaan lingkungan pada perilaku menyalak atau ketakutan dapat dipelajari dengan menempatkan keturunan anjing yang berbeda secara genetik ke kondisi lingkungan tempat dibesarkan yang berbeda (scott & Fuller, 1965).Riset selective breeding telah meningkatkan pengetahuan kita tentang bagaimana gen memberikan kontribusi kepada masalah yang sering kali kita salahkan kepada individu saja. Perhatikan penelitian tentang alkhoholisme (Ponomarev & Crabbe, 1999). Penelitian mengilustrasikan bahwa gen memainkan peran dalam responsivitas terhadap alcohol, kecanduan, dan pertobatan. Gen juga memberikan konstribusi kepada pemahaman fakta bahwa faktor genetik menyebabkan beberapa individu sangat rentan terkena persoalan yang berkaitan dengan alcohol ( Hamer & Copeland,, 1998 ).